Senin, 24 September 2012 0 komentar

Aksi di Bundaran HI, Rohis : Kami Bukan Teroris!

VIVAnews - Sejumlah pelajar yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Rohis Nasional mengelar aksi damai di Bundaran HI Jakarta, Minggu 23 September 2012.
Aksi itu merupakan bentuk protes atas pemberitaan di sejumlah media yang menyebutkan kegiatan ekstrakulikuler kerohanian Islam (rohis) di sekolah adalah sarang teroris.
"Kami di sini karena dilandasi rasa keprihatinan yang mendalam terhadap pemberitaan dimedia yang menyudutkan kegiatan rohis di tingkat sekolah, baik SMP dan SMA. Seolah-olah kegiatan kami berbau teroris, padahal itu tidak benar," kata koordinator aksi, Fauzan Hakim.
Menurutnya, beberapa berita media telah memberikan citra buruk terhadap kegiatan rohis, bahkan ketidakberimbangan dalam penyampaikan berita tersebut telah membentuk opini publik yang mengiring masyarakat untuk mewaspadai kegiatan rohis.
Posted by: Abdurrahman Izzi
Izzi Blog, Updated at: 19.36
Jumat, 21 September 2012 0 komentar

Anak Rohis Bukan Teroris!!

SURAT TERBUKA UNTUK METRO TV
TENTANG PEMBERITAAN POLA REKRUTMEN TERORIS MUDA
“KAMI ANAK ROHIS BUKAN TERORIS”

Kepada Redaksi Terhomat,
Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah yang memberikan kemampuan kepada manusia untuk berpikir. Salam dan Do’a terbaik kita panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan pelajaran penting bagaimana bersikap, dan bermanfaat bagi umat manusia.
Surat terbuka ini saya sampaikan kepada Redaksi Metro TV atas tayangannya tentang “pola rekrutmen teroris muda”. Dalam tayangan tersebut, Metro TV menyampaikan lima poin tentang pola perekrutan tersebut, yakni :
  1. Sasarannya siswa SMP Akhir – SMA dari sekolah-sekolah umum
  2. Masuk melalui program ekstrakurikuler di masjid-masjid sekolah
  3. Siswa-siswi yang terlihat tertarik kemudian diajak diskusi di luar sekolah
  4. Dijejali berbagai kondisi sosial yang buruk, penguasa yang korup, keadilan tidak seimbang
  5. Dijejali dengan doktrin bahwa penguasa adalah toghut/kafir/musuh
Dan ditambahkan footer note “awas, generasi baru teroris!”
Posted by: Abdurrahman Izzi
Izzi Blog, Updated at: 08.34
Minggu, 16 September 2012 0 komentar

Sikap yang Wajib Dimiliki Seorang Pemimpin

Apa bedanya ketua dengan pemimpin? Kenapa gw pake kata pemimpin dan bukan pake kata ketua di judul postingan gw? Nah, kalo kata pemateri di sesi leadership training yang pernah gw ikuti, yang namanya ketua itu lebih kepada strukural, sedangkan pemimpin itu orang yang mampu mempengaruhi anggotanya untuk mencapai tujuan bersama atau tujuan dari organisasi yang dipimpinnya. Tambahan lagi, yang namanya ketua belum tentu seorang pemimpin. Bisa saja pemimpin yang sebenarnya itu adalah bawahannya, bisa sekretaris, wakil ketua, bendahara atau bahkan anggota yang tidak punya jabatan apa-apa. Hal ini terlihat ketika para anggota lebih menuruti komando dari seseorang di organisasi tersebut, dibandingkan dengan komando dari ketuanya sendiri. Banyak faktor yang bisa menyebabkan hal itu, baik dari internal sang ketua maupun dari faktor eksternal.

So, bagaimana cara mengatasinya? Kalau menurut gw sih emang harus bener-bener dicari akar pokok permasalahannya. Biasanya justru pokok permasalahan berasal dari diri ketua itu sendiri. Contohnya yaitu tidak melaksanakan tanggung jawab yang telah diamanahkan kepadanya, bahkan melimpahkan tanggung jawab kepada bawahannya tanpa alasan yang kuat, sehingga para anggota menjadi kecewa dengan ketuanya sendiri. Hal ini merupakan alasan kuat bagi para anggotanya untuk tidak mempercayai seorang ketua, dan lebih mempercayai orang lain yang dianggap lebih mampu dan kompeten untuk memimpin.
Posted by: Abdurrahman Izzi
Izzi Blog, Updated at: 07.40
0 komentar

Tipe-Tipe Anggota Organisasi

Seorang pemimpin memiliki peran mempengaruhi dan mengajak para anggotanya untuk mencapai tujuan bersama. Untuk melakukan hal itu, tentu pemimpin harus mengenal dan memahami karakteristik dari para anggotanya. Memahami karakteristik para anggota juga akan memudahkan seorang pemimpin menempatkan anggotanya dalam struktur kepengurusan.

Mengenal karakter seseorang tidak bisa lewat pandangan sepintas saja. Perlu adanya pengalaman kerja dengan orang tersebut, agar bisa mengetahui dan memahami karakteristiknya. Selain itu pula, bisa juga menilai karakteristik seseorang lewat penilaian dari teman-temannya, orang yang dekat dengan dia, maupun dengan orang yang pernah bekerja sama dengannya.
Posted by: Abdurrahman Izzi
Izzi Blog, Updated at: 07.38